Senin, 16 Maret 2009

Jumat, 13 Maret 2009



gambar diatas adalah lab.bhs inggris


sebuah sejarah besar terdapat dalam sekolahku
yaitu smkn 1 makassar yang dulunya disebut-sebut smea 1 ujung pandang.
Ini lah sepenggalan sejarah sekolah yang aku tempati saat ini.


smkn 1 didirikan pada tanggal 1 Juli 1951 dengan nama SMEA Negeri 1 Ujung Pandang, berdasarkan SK Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan RI No. 184/B.II, Jakarta, 18 Juni 1951. Dalam dunia pendidikan hal ini merupakan babak baru di Indonesia bagian Timur umumnya dan khusunya di Ujung Pandang. SMK 1 adalah salah satu dari lima buah SMEA yang dibuka di seluruh Indonesia, dan merupakan pertama di Indonesia Timur, sesudah pengakuan Kedaulatan Negara Republik Indonesia dan sesudah tercapainya negara kesatuan pada tanggal l7 Agustus 1950. Sebagai sekolah pertama yang didirikan oleh pemerintah RI menurut gagasan yang baru (gagasan Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan Wilopo), merupakan sesuatu yang belum dikenal. Sekolah-sekolah negeri baik rendah maupun lanjutan pertama dan atas, seluruhnya masih berdasarkan gagasan Negara Indonesia Timur (NIT) dan Jepang. Tidak mengherankan bahwa lahirnya SMEA Negeri di Ujung Pandang masih merupakan suatu "pilihan" bagi rakyat yang telah terbiasa menerima modal pendidikan lama.
Sebagai sekolah yang pertama dan baru SMEA ini pada tahun pertama hanya memperoleh murid 30 orang dengan tenaga penajar honorer dan direkturnya masih dirangkap oleh direktur SMA Negeri Makassar R. Jatmo, dan masih meminjam lokasi SMA Negeri Makassar. Pada tahun 1952 jumlah muridnya menjadi 110 orang dengan jumlah kelas empat buah. Tahun 1953 muridnya bertambah lagi menjadi 210 orang dengan jumlah kelas 6 buah. Akibat menbanjirnya murid-murid ini sehingga peminat tidak seluruhnya tertampung, sehingga mulai diadakan test seleski masuk. Faktor penyebab bertambahnya murid di SMEA Negeri adalah tidak tertampungnya lulusan sekolah lanjutan pertama di sekolah-sekolah yang lain. Selain itu tamatan-tamatan SMEA sebagian besar langsung mendapatkan pekerjaan dikantor-kantor pemerintah maupun partikelir dan dari kemudahan mendapatkan pekerjaan inilah yang menimbulkan perhatian masyarakat. Di samping itu para lulusan telah banyak yang menjadi pimpinan pada instansi pemerintah dan partikelir, di samping itu perguruan-perguruan tinggi yang ada seperti Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum, Fakultas Sosial Politik dan sebagainya juga menerima tamatan SMEA ini. Perkembangan SMEA Negeri l ini tidak hanya terbatas pada penerimaan siswa dan kelas serta gedungnya yang tadinya menumpang di SMA Negeri Makassar, kemudian menempati gedungnya sendiri di Jalan Cendrawasih pada tahun 1959 atas inisiatif dan bantuan Gubernur Sulawesi (Andi Pangerang Petta Rani), melainkan juga pengembangan filialnya yaitu di Pangkajene Kepulauan, Gowa, Jeneponto dan pembukaan kelas-kelas sore disamping kelas-kelas pagi. Perpindahan dari SMA ke gedung sendiri ini merupakan phase yang ke dua dari perkembangan kwantitatif. Gedung yang baru ini mempunyai 18 buah lokal lengkap dengan ruangan kantor, ruang praktik mengetik, sebuah aula serbaguna, gedung dan pekarangan yang cukup luas, sehingga dapat dikatakan gedung ini cukup representatif.
Perkembangan selanjutnya terjadi pada tahun pelajaran 1960/1961. Gedung sebesar ini tidak mampu lagi menampung pelajar padi hari, sehingga dibuka kelas sore hari. Kekurangan lokal ini segera ditanggulangi dengan kerjasama pemerintah dengan Persatuan Orang Tua Murid dan Guru (POMG) yang diketuai oleh Walikota Kota-madya Ujung Pandang Mayor M. Dg. Patompo. sehingga pada tahun 1967 seluruh pelajaran diberikan di pagi hari. Sementara itu pada Tahun 1963 telah diperjuangkan berdirinya sebuah SMEA Negeri yang baru atas prakarsa Walikota Madya Ujung Pandang dan Kepala Inspeksi Daerah Pendidikan Ekonomi, mendiang Mansjur Abdul Kadir B.A, sehingga pada tahun 1963/1964 berdirilah SMEA Negeri II di Makassar dengan kelas sebanyak enamb buah dan siswanya sebanyak 200 orang. Sudah tentu dalam hal ini peranan Gubernur Andi Rivai dan Kepala Perwakilan Departemen P & K Provinsi Sulsel tidak sedikit pula artinya.
Jika Perkembangan sejak berdirinya hingga tahun 1970 merupakan phase perkembangan kwantitatif, maka sejak tahun 1971 telah mengalami perkembangan kwalitatif. Oleh Departemen P & K sesuai dengan ide pembaharuan pendidikan, sekolah ini sebagai sekolah tertua di Indonesia bagian timur dijadikan SMEA PEMBINA (CONTOH) berdasarkan syarat dan ketentuan-ketentuan khusus. Penunjukkan ini secara definitif tidak ada namun berdasarjab sekian banyak data dari seluruh SMEA di daerah ini pada waktu itu, dan atas kunjungan kerja Kepala Dinas Pendidikan Ekonomi Pusat ke daerah ini ternyata SMEA I telah memenuhi syarat untuk menjadi SMEA PEMBINA (CONTOH). Dalam rangka persiapan SMEA NEGERI 1 untuk menjadi sebagai SMEA PEMBINA telah lama pula dirintis dengan mempraktikkan Kurikulum tahun 1973. Inilah sebagai tahap akhir dari perkembangan SMEA Negeri l yang didasarkan pada konsep pemerintah Republik Indonesia dibidang pendidikan yang diterapkan sejak tahun 1951.
Selama Kurun waktu dari tahun 1973 hingga kini dari pemerintah telah diadakan penyempurnaan dibidang Kurikulum, sehingga ada Kurikulum 1984, Kurikulum 1994, dan terakhir adalah Kurikulum 1999. Pada tahun 1997 Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA) Negeri 1 Makassar berubah menjadi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kelompok Bisnis dan Manajemen Negeri 1 Makassar.
SMk Negeri 1 Makassar telah mengalami beberapa kali penggantian pimpinan yaitu :
1. Drs. J.C. Pangkerego
2. Drs. Mansyur A.K
3. E.V. Soerardjo
4. Drs. Pakihi
5. Drs. Witono
6. Drs. Amir Ganyu
7. Amir Muhammad
8. Drs. A. Rachman Djamal
9. Dra. N.A. Rompis Pontoh
10. Drs. N. Mappelawa
11. Drs. Bustamin Yusuf
12. Drs. H. Muhayang Nurdin
13. Drs. Jamaluddin
14.pak wahab.
Sampai detik ini kepsek terbaik menurut kakak kelas aku dan para pekerja smkn 1 makassar
Yaitu bapak Drs.jamaluddin yang sekarang menjabat sebagai pengawas di seluruh smk di makassar